DEFINISI 
Pengertian kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel  sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah  dibuahi ke dinding rahim.  Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam  kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh. Meskipun  begitu, beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan metode lainnya.  Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada  kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga  tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan  penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat).  Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan sempurna  menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan metode  kontrasepsi yang lain. Sebagai contoh: kontrasepsi oral sangat efektif  bila digunakan secara tepat, tetapi banyak wanita yang sering kali lupa  untuk meminum pilnya secara teratur. Sehingga penggunaan kontrasepsi  oral secara tipikal kurang efektif dibandingkan penggunaan sempurna.  
  
   
     
Tahukah anda.... 
 |     
     | Efektivitas perhitungan pada metode kontrasepsi seperti pil atau  metode        ritmik bergantung pada sebaik apa petunjuknya dipatuhi/ diikuti. |     
 
Pada kontrasepsi implan, saat implan dimasukkan ke dalam tubuh, tidak  diperlukan perlakuan apapun lagi (sehingga penggunaan implan menjadi  penggunaan sempurna) sampai tiba waktunya untuk diganti. Dalam hal ini  maka penggunaan tipikal sama saja dengan penggunaan sempurna, sampai  saat penggantian implan. 
 
Seseorang cenderung menggunakan suatu metode kontrasepsi secara tepat  ketika semakin terbiasa dengan metode kontrasepsi tersebut. Hasilnya,  perbedaan efektivitas antara penggunaan yang tipikal dengan penggunaan  sempurna semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. 
   
      
Efektivitas Kontrasepsi 
 |     
      
Metode 
 |      
Kehamilan pada penggunaan tahun  pertama          (%) 
 |     
      
Penggunaan sempurna 
 |      
Penggunaan tipikal 
 |     
      | Kontrasepsi oral |      0,3  |      8 |     
      | Implan |      0,05  |      0,05  |     
      | Koyo kontrasepsi dan cincin vagina |      0,3  |      8 |     
      | Injeksi medroxyprogesteron |      0,3  |      3 |     
      | Kondom |      2 |      15 |     
      | Diafragma dengan spermisida |      6 |      16 |     
      | Penutup serviks dengan spermisida |      18 (pada wanita yang telah memiliki anak)  |      40 (pada wanita yang telah memiliki anak) |     
      | 9 (pada wanita yang belum memiliki anak) |      18 (pada wanita yang telah memiliki anak) |     
      | Spons kontrasepsi |      26 (pada wanita yang telah memiliki anak) |      32 (pada wanita yang telah memiliki anak) |     
      | 9 (pada wanita yang belum memilii anak) |      16 (pada wanita yang belum memilii anak) |     
      | Intrauterine device (IUD)/ Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) |      0,1–0,8 |      0,1–0,8 |     
      | KB alami metode ritmik  |      1–9  |      25 |     
      | Senggama terputus |      4 |      27 |     
      | Sekitar 85% wanita dapat menjadi hamil pada hubungan  seksual        tanpa kontrasepsi selama satu tahun  |     
 
 
 
Selain efektivitasnya, masing-masing metode kontrasepsi memiliki  kelebihan dan kekurangan. Misalnya saja, metode hormonal memiliki efek  samping berupa peningkatan maupun penurunan risiko terhadap beberapa  penyakit. Pilihan metode bergantung pada gaya hidup, pilihan, dan  keperluan pengguna. 
   
      
Perbandingan Metode  Kontrasepsi 
 |     
      
No. 
 |      
Metode 
 |      
Keuntungan 
 |      
Efek samping  
 |      
Pertimbangan Lain 
 |     
      | 1 |      Metode Hormonal  |     
      | a  |      Kontrasepsi Oral |      Harus diminum setiap hari.  |      Menstruasi (perdarahan) tidak teratur selama  beberapa bulan        pertama. |      Wanita yang berusia di atas 35 tahun dan perokok  tidak dianjurkan        menggunakan kontrasepsi oral. |     
      | Untuk kontrasepsi oral kombinasi (mengandung  estrogen dan        progestin), seorang wanita mengkonsumsi pil aktif setiap hari  selama 3 pekan,        kemudian diikuti dengan minum tablet inaktif selama 1 pekan.  |      Mual, perut kembung, retensi cairan, peningkatan  tekanan        darah, nyeri payudara, migrain, sakit kepala, pertambahan berat  badan, jerawat,        dan gelisah. |      Beberapa gangguan juga dapat mengurangi  penggunaannya. |     
      | Untuk kontrasepsi oral yang hanya mengandung  progestin saja        maka pil diminum setiap hari. |      Meningkatkan resiko terjadinya penyumbatan pembuluh  darah        & kemungkinan kanker leher rahim |      Wanita yang menggunakan kontrasepsi  oral, lebih        jarang mendapat kram perut saat haid, Jerawat, perdarahan tak  teratur, kemungkinan        terkena osteoporosis, serta resiko mendapat beberapa jenis kanker  tertentu. |     
      | Kunjungan ke dokter dilakukan secara periodik untuk  mengulangi        resep |      Peningkatan risiko bekuan darah dan kemungkinan  kanker serviks |     
      | b |      Implan |      Kontrasepsi implan hanya perlu dipasang  1 kali        untuk pemakaian selama 3 tahun. Implan dipasang oleh seorang  dokter. |      Menstruasi tidak teratur selama tahun pertama  pemakaian. |      Larangan sama seperti penggunaan kontrasepsi oral. |     
      | Sakit kepala dan penambahan berat badan. |      Diperlukan torehan untuk mengeluarkan implan |     
      | c |      Koyo kontrasepsi/ koyo KB |      Wanita menggunakan patch kontrasepsi (berbentuk  seperti koyo)        untuk penggunaan selama 3 minggu. 1 minggu berikutnya tidak perlu  menggunakan        koyo KB. |      Efek samping sama dengan kontrasepsi  oral, namun        jarang ditemukan adanya perdarahan tidak teratur. |      Larangan sama seperti penggunaan  kontrasepsi        oral. |     
      | Kunjungan ke dokter dilakukan secara periodik untuk  memperbarui        resep.  |     
      | d |      Cincin vagina |      Wanita memasukkan cincin setiap 3  minggu sekali.        Kemudian selama 1 minggu cincin vagina dilepaskan. Cincin yang  baru        digunakan untuk pemakaian 1 bulan |      Efek samping mirip dengan kontrasepsi  oral, namun        jarang ditemukan perdarahan tidak teratur. |      Larangan sama seperti pada penggunaan kontrasepsi  oral.  |     
      | Pada minggu-minggu awal pemakaian, perlu digunakan  metode        kontrasepsi lain sebagai cadangan. |     
      | Cincin vagina dapat Keluar dengan sendirinya.  Apabila cincin        dimasukkan kembali dalam waktu kurang dari 3 jam (setelah keluar  dengan        tidak sengaja) maka metode kontrasepsi cadangan tidak perlu  digunakan. |     
      | e |      Injeksi Medroxyprogesterone |      Injeksi diberikan oleh dokter setiap 3  bulan. |      Terjadi perdarahan tidak teratur (seiring waktu,  perdarahan        makin jarang terjadi) atau tidak menstruasi sama sekali saat  kontrasepsi        injeksi digunakan. |      Metode ini mengurangi risiko terjadinya  kanker        rahim (endometrial), penyakit radang panggul, dan anemia karena  kekurangan        zat besi. |     
      | Sedikit kenaikan berat badan, sakit kepala, dan  kehilangan        kepadatan tulang secara sementara |     
      | 2 |      Metode barrier (penghalang) |     
      | a |      Kondom |      Pria menggunakan kondom segera sebelum melakukan hubungan  seksual dan        membuangnya setiap habis digunakan. |      Reaksi alergi dan iritasi |      Kondom lateks memberi perlindungan terhadap penyakit yang  ditularkan lewat        hubungan seksual. |     
      | Kondom banyak tersedia di toko obat bebas. |      Kondom harus di gunakan secara benar. Agar efektif, metode ini  memerlukan        kerjasama dari pasangan. |     
      | b |      Diafragma dengan krim atau gel kontrasepsi |      Diafragma dapat digunakan oleh wanita sebelum melakukan hubungan  seksual.        Kemudian didiamkan (dibiarkan) selama 24 jam.  |      Reaksi alergi, iritasi & infeksi saluran kemih |      Setelah diafragma dipasang, krim atau gel tambahan  perlu dimasukkan        sebelum melakukan hubungan 
seksual. |     
      | Penentuan ukuran diafragma yang sesuai dilakukan oleh dokter  (setidaknya        setahun sekali). |     
      | Diafragma yang menggunakan krim atau gel kontrasepsi dapat  menyebabkan        penempatan diafragma menjadi berantakan. |     
      | c |      Spons kontrasepsi |      Spons kontrasepsi dapat dimasukkan sebelum melakukan hubungan  seksual.        Spons dapat dimasukkan kemudian dan dapat efektif selama 24 jam.  Spons dibuang        setiap habis digunakan. |      Reaksi alergi dan kekeringan pada vagina atau  iritasi |      Spons dapat sulit untuk dikeluarkan. Spons harus  dikeluarkan        dalam setelah 30 jam. |     
      | Spons kontrasepsi tersedia di toko obat bebas |     
      | 3 |      Metode lain |     
      | a |      Intrauterine device (IUD)/ Alat kontrasepsi dalam  rahim (AKDR) |      IUD/ AKDR hanya perlu dipasang setiap 5-10 tahun  sekali, tergantung        dari tipe alat yang digunakan. Alat tersebut harus dipasang atau  dilepas        oleh dokter. |      Perdarahan dan rasa nyeri. |      Kadangkala IUD / AKDR dapat terlepas. |     
      | Perforasi rahim (jarang sekali). |     
      | b |      KB alami metode ritmik |      Wanita memeriksa suhu tubuh, lendir vagina dan  gejala lain        atau kombinasi dari ketiganya hampir setiap hari.  |      Tidak ada. |      Metode ini memerlukan ketekunan wanita dan hubungan seksual  tidak dilakukan        selama beberapa hari dalam sebulan.  |     
      | Metode ini kurang efektif bagi wanita yang mempunyai siklus  mentruasi        tidak teratur |     
      | c |      Sanggama terputus |      Pria menarik keluar penisnya dari vagina sebelum terjadi  ejakulasi. |      tidak ada |      Metode ini tidak dapat diandalkan karena sperma bisa  saja        keluar sebelum terjadi ejakulasi |     
      | Sangat diperlukan pengendalian diri dan pengaturan waktu yang  tepat. |     
 
 
 
- Metode hormonal
 
 
Terdapat beragam metode dalam kontrasepsi hormonal. Metode ini dapat  dilakukan melalui mulut (kontrasepsi oral), melalui vagina, ditempelkan  pada kulit, ditanam di bawah kulit, maupun disuntikkan ke dalam otot.  Hormon yang digunakan untuk mencegah konsepsi meliputi estrogen dan  progestin (suatu senyawa yang mirip dengan hormon progesteron). Metode  hormonal mencegah kehamilan dengan cara menghambat pelepasan sel telur  dari ovarium, atau mengentalkan mukus/ lendir serviks  (leher rahim)  sehingga sperma tidak bisa dapat melewati serviks ke rahim. Selain itu,  metode hormonal juga mencegah sel telur dibuahi oleh sperma. Dalam  penggunaannya, metode-metode hormonal memiliki efek samping dan  batasan/larangan yang hampir sama. 
 
- Kontrasepsi Oral 
 
 
Kontrasepsi oral, yang biasa dikenal dengan pil KB (terkadang ’pil’  saja) mengandung homon, baik kombinasi hormon progestin dan estrogen  maupun hormon progestin saja. Pil KB kombinasi biasanya diminum sehari sekali selama 3 minggu kemudian  istirahat 1 minggu tidak minum pil (supaya menstruasi dapat terjadi)  dan mulai minum pil KB lagi seperti semula. Tablet yang berisi bahan  inaktif biasanya disertakan dalam kemasan untuk diminum saat masa  istirahat. Hal ini bertujuan agar rutinitas minum pil terjaga setiap  hari. Ada produk pil KB yang diminum secara rutin selama 12 minggu  diikuti masa istirahat selama 1 minggu. Sehingga menstruasi hanya  terjadi 4 kali dalam setahun. Ada juga produk yang harus meminum pil KB  aktif setiap hari. Apabila menggunakan produk ini maka tidak ada masa  menstruasi, walaupun kadang-kadang perdarahan menstruasi bisa saja  terjadi. 
 
Sekitar 0,3% wanita yang menggunakan pil KB kombinasi sesuai instruksi  bisa hamil pada tahun pertama penggunaan. Peluang terjadinya kehamilan  akan semakin besar bila wanita terlewat atau lupa untuk minum pil,  terutama di hari-hari awal pada siklus menstruasi. 
 
Dosis estrogen pada pil KB kombinasi bervariasi. Biasanya pil KB  kombinasi dengan dosis estrogen yang rendah (20-35 mikrogram) banyak  digunakan karena memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan  yang berdosis tinggi (50 mikrogram). Wanita sehat yang tidak merokok  dapat menggunakan pil KB kombinasi dosis rendah tanpa henti sampai  menjelang menopause. 
 
Pil KB yang hanya mengandung progestin diminum setiap hari tanpa henti.  Terkadang pil KB ini menyebabkan perdarahan menstruasi tidak teratur.  Angka terjadinya kehamilan dengan pil yang hanya mengandung progestin  sama dengan pil KB kombinasi. Pil KB yang hanya mengandung progestin  biasanya diresepkan bila pemberian estrogen merugikan wanita. Misalnya  pil ini diresepkan pada wanita menyusui karena estrogen berefek  mengurangi jumlah dan kualitas ASI. Tablet yang hanya mengandung  progestin tidak mempengaruhi produksi ASI.  
 
Sebelum mulai menggunakan kontrasepsi oral, wanita harus menjalankan  pemeriksaan fisik yang meliputi pengukuran tekanan darah untuk  memastikan bahwa ia tidak memiliki masalah kesehatan ketika menggunakan  kontrasepsi oral. Tiga bulan setelah penggunaan kontrasepsi oral, wanita  tersebut harus menjalani pemeriksaan kembali untuk melihat ada/tidaknya  perubahan tekanan darah. Jika tidak ada perubahan, pemeriksaan  kesehatan dilakukan setidaknya sekali setahun. 
 
Jika seorang wanita memiliki penyakit arteri koroner atau diabetes, atau  memiliki risiko kedua penyakit tersebut (ada kerabat dekat yang  memiliki penyakit tersebut) biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk  memeriksa kadar kolesterol, lipid dan juga gula darah.  Jika hasil  pemeriksaan diketahui level darahnya tidak normal, dokter mungkin  meresepkan kombinasi estrogen dosis rendah, namun secara berkala  dilakukan monitor pada kadar lipid dan gula darah. 
 
Sebelum memulai penggunaan kontrasepsi oral, seorang wanita harus  berkonsultasi pada dokter mengenai keuntungan dan kerugian kontrasepsi  oral bagi dirinya.  
 
Keuntungan kontrasepsi oral  
 
Keuntungan utama kontrasepsi oral yaitu dapat diandalkan bila digunakan  secara terus-menerus. Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral mengurangi  kejang otot pada saat menstruasi, PMS, jerawat, perdarahan tidak  teratur, anemia, kista pada payudara ataupun rahim, kehamilan di luar  rahim, dan infeksi saluran telur. Selain itu, wanita yang menggunakan  kontrasepsi oral, lebih sedikit terkena risiko osteoporosis. 
   
     
Tahukah anda.... 
 |     
      
- Dengan metode kontrasepsi oral tertentu, periode menstruasi  hanya            muncul selama 4 kali dalam satu tahun.
 
- Kontrasepsi hormonal dapat mempunyai beberapa keuntungan
 
 
 |     
 
Penggunaan kontrasepsi oral dapat mengurangi risiko beberapa tipe  kanker, termasuk kanker uterin (endometrial) dan kanker rahim. Risiko  berkurang untuk beberapa tahun setelah kontrasepsi dihentikan. 
 
Kontrasepsi oral yang diminum pada awal kehamilan tidak membahayakan  janin. Namun, wanita tersebut harus menghentikan penggunaan kontrasepsi  oral segera setelah ia menyadari bahwa ia hamil. Kontrasepsi oral tidak  memiliki pengaruh jangka panjang pada kesuburan wanita, meskipun wanita  bisa saja tidak melepaskan telur (ovulasi) untuk beberapa bulan setelah  penghentian obat. Dokter merekomendasikan wanita pasca melahirkan  menunggu sekitar 2 minggu untuk memulai kontrasepsi oral.  
 
Kekurangan kontrasepsi hormonal 
 
Kekurangan penggunaan kontrasepsi hormonal mencakup efek samping yang  merugikan. Perdarahan yang tidak teratur paling banyak ditemui pada  bulan-bulan pertama penggunaan kontrasepsi oral, namun  biasanya akan  berhenti dengan sendirinya bila tubuh telah beradaptasi dengan kandungan  hormon dalam kontrasepsi oral tersebut. Jika perdarahan tidak teratur  terus berlangsung, dokter bisa saja menyarankan meminum kontrasepsi oral  setiap hari, tanpa istirahat (jeda) selama beberapa bulan untuk  mengurangi terjadinya perdarahan.  
 
Beberapa efek samping yang muncul berkaitan dengan kandungan estrogen  dalam tablet. Efek samping dapat berupa mual, kembung, retensi cairan,  peningkatan tekanan darah, nyeri payudara, dan migrain. Beberapa efek  samping berhubungan dengan tipe atau dosis  progestin. Efek samping  dapat berupa pertambahan berat badan, jerawat, dan gelisah. Beberapa  wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral berat badannya naik sekitar  3-5 pon (1,4-2,3 kg) dikarenakan retensi cairan. Terkadang berat badan  bisa bertambah lagi karena nafsu makan yang meningkat. Banyak efek  samping tersebut jarang muncul dengan penggunaan tablet dosis rendah. 
 
Pada beberapa wanita, kontrasepsi oral menimbulkan bercak-bercak hitam  (melasma) di wajah, serupa dengan bercak yang dapat muncul selama  kehamilan. Paparan sinar matahari dapat membuat bercak tersebut lebih  gelap.  Jika bercak gelap bertambah, wanita tersebut harus berkonsultasi  pada dokter mengenai penghentian penggunaan kontrasepsi oral. Bercak  hitam akan memucat secara bertahap setelah penggunaan kontrasepsi oral  dihentikan. 
 
Menggunakan kontrasepsi oral dapat meningkatkan risiko beberapa  penyakit. Risiko terjadinya pembekuan darah di vena meningkat pada  wanita yang menggunakan pil KB kombinasi dibandingkan yang tidak  menggunakan. Risikonya meningkat 7 kali lebih tinggi dengan tablet yang  mengandung estrogen dosis tinggi. Risiko meningkat sekitar 3 sampai 4  kali untuk estrogen dosis rendah. Akan tetapi,  risiko yang muncul  tersebut hanya setengah saja dari resiko terjadinya pembekuan darah saat  hamil. Wanita yang memiliki anggota keluarga menderita pembekuan darah  harus memberitahukan kepada dokter sebelum menggunakan kontrasepsi oral.  Dikarenakan pembedahan/ operasi meningkatkan risiko terjadinya  pembekuan darah, seorang wanita harus menghentikan penggunaan  kontrasepsi oral sebulan sebelum dilakukan prosedur operasi dan tidak  menggunakan kontrasepsi oral tersebut sampai sebulan setelahnya. Untuk  wanita sehat yang tidak merokok, penggunaan pil kombinasi dengan  estrogen dosis rendah tidak meningkatkan risiko terjadinya stroke maupun  serangan jantung. 
 
Penggunaan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun, dapat meningkatkan  risiko terjadinya kanker leher rahim (serviks). Wanita yang menggunakan  kontrasepsi oral harus melakukan Papanicolaou test atau tes pap smear  setidaknya sekali dalam setahun. Tes ini dapat mendeteksi adanya  perubahan pada leher rahim yang dapat berkembang menjadi  kanker sebelum  berubah menjadi  kanker. 
 
Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan risiko kanker payudara,  tidak juga pada wanita dengan usia 35 – 65 tahun. Selain itu, penggunaan  kontrasepsi oral juga tidak meningkatkan risiko kanker payudara pada  kelompok berisiko tinggi (misalnya wanita dengan kelainan payudara  ringan atau keluarga dengan riwayat kanker payudara). 
 
Menggunakan kontrasepsi oral dapat menyebabkan batu empedu tumbuh lebih  besar, namun tidak menyebabkan pembentukan batu empedu yang baru.  Sehingga adanya batu empedu lebih sering terdiagnosa pada tahun-tahun  pertama penggunaan kontrasepsi oral. 
 
Untuk wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan perokok, penggunaan  kontrasepsi oral dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.  Secara tipikal, wanita tersebut tidak boleh menggunakan kontrasepsi  oral. Namun jika wanita tersebut dimonitor secara ketat oleh praktisi  kesehatan, ia dapat menggunakan kontrasepsi oral. Menggunakan cyclophosphamide (CYTOXAN), antibiotik tertentu, atau obat  antifungi tertentu dapat membuat kontrasepsi oral menjadi kurang  efektif. Jika seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi oral  menggunakan salah satu obat tersebut, maka ia harus menggunakan juga  metode kontrasepsi lain sampai periode awal  setelah penggunaan  obat-obat tersebut selesai. 
 
Seorang wanita tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral pada situasi  berikut: 
- Perokok dan usianya di atas 35 tahun 
 
- Memiliki gangguan hati maupun tumor pada hati 
 
- Memiliki kadar trigliserida yang sangat tinggi (250 mg/dL atau  lebih tinggi)  
 
- Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol 
 
- Memiliki penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol 
 
- Memiliki gangguan ginjal 
 
- Memiliki penyumbatan darah di betis akibat adanya bekuan darah  (trombosis vena) 
 
- Kondisi kaki yang  tidak bergerak (seperti pada penggunaan  gips) 
 
- Memiliki penyakit arteri koroner 
 
- Pernah mengalami stroke 
 
- Menjalankan operasi dalam bulan sebelumnya atau akan  menjalankan operasi pada bulan berikutnya 
 
- Memiliki penyakit kolestasis (aliran empedu berkurang) selama  kehamilan atau memiliki sakit kuning (jaundice) selama penggunaan  kontrasepsi oral sebelumnya 
 
- Memiliki kanker payudara atau kanker endometrial yang dapat  berkembang dengan stimulasi estrogen 
 
- Pernah terkena serangan jantung 
 
- Mengalami perdarahan vagina dengan sebab yang tidak diketahui 
 
- Memiliki penyakit lupus/systemic lupus erythematosus (SLE)
 
 
 
 
Wanita dapat menggunakan kontrasepsi oral hanya dengan pengawasan dari  dokter pada situasi berikut:  
- Wanita yang mengalami depresi 
 
- Memiliki diabetes yang dikontrol dengan baik dan tidak  mempengaruhi sirkulasinya 
 
- Memiliki sindroma pra haid/premenstrual syndrome (PMS) 
 
- Tidak memiliki periode menstruasi (amenorrhea) untuk alasan  yang tidak diketahui 
 
- Sering mengalami migrain (tapi tidak dengan gejala gangguan  sistem saraf pusat, seperti rasa kebas atau lemah pada lengan atau  wajah) 
 
- Perokok berusia di bawah 35 tahun 
 
- Memiliki hepatitis atau penyakit hati lainnya dan telah sembuh  total 
 
- Memiliki tekanan darah tinggi yang dikontrol dengan pengobatan 
 
- Memiliki varises 
 
- Memiliki gangguan kejang yang telah diobati dengan obat 
 
- Memiliki fibroid di rahim 
 
- Memiliki prekanker, abnormalitas pada rahim dan kanker rahim  yang telah diobati 
 
- Obesitas 
 
- Memiliki hubungan dekat dengan keluarga yang menderita  penyumbatan darah 
 
 
 
 
* pantangan ini hanya untuk kontrasepsi oral yang mengandung estrogen  dan progestin. 
 
mg/dL = milligram per desiliter darah 
 
- Kontrasepsi koyo (koyo KB) dan cincin vagina
 
 
Koyo KB dan cincin vagina mengandung estrogen dan progestin dan  digunakan selama 3 sampai 4 minggu, kemudian dilepas. Pada minggu  keempat, kontrasepsi tersebut tidak digunakan supaya menstruasi dapat  terjadi. 
 
Koyo  KB ditempelkan seminggu sekali selama 3 minggu berturut-turut.  Koyo ditempelkan dikulit kemudian didiamkan selama 1 minggu, kemudian  dilepas. Koyo yang baru ditempelkan di area kulit yang berbeda. Pada  minggu ke 4 Koyo KB tidak digunakan. Olahraga dan sauna maupun  penggunaan bak mandi air panas tidak akan menggeser posisi koyo KB ini.  
 
Cincin vagina merupakan alat plastik kecil yang ditempatkan dalam vagina  selama 3 minggu. Kemudian, cincin dilepas selama 1 minggu. Seorang  wanita dapat memasang dan melepas cincin vagina sendiri. Cincin vagina  terdiri dari satu ukuran dan dapat ditempatkan di mana saja di dalam  vagina. Biasanya cincin tidak dirasakan pasangan sewaktu berhubungan.  Cincin vagina yang baru diganti setiap bulannya. Masing-masing metode  efektif bila digunakan secara benar dan sempurna. Efektivitasnya sama  dengan kontrasepsi oral. Terkadang, koyo kontrasepsi kurang efektif pada  wanita yang kelebihan berat badan (overweight). 
 
Dengan metode koyo KB dan cincin vagina, wanita memiliki periode  menstruasi yang teratur. Bercak maupun perdarahan jarang terjadi. Efek  samping, risiko, dan batasan/larangan sama dengan kontrasepsi oral  kombinasi. 
 
- Kontrasepsi implan
 
 
Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil  yang mengandung hormon progestin. Setelah dokter mematikan rasa di kulit  dengan menggunakan anastetik, kemudian alat seperti jarum (trocar)  digunakan untuk menempatkan implan di bawah kulit pada lengan bagian  atas. Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit. Secara  perlahan, implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan  efektif digunakan selama 3 tahun. 
 
Efek samping yang paling banyak ditemukan adalah periode menstruasi yang  tidak teratur atau tidak mendapatkan menstruasi selama tahun pertama  penggunaan. Setelah itu, periode menstruasi menjadi teratur. Sakit  kepala dan pertambahan berat badan juga bisa terjadi. Efek samping ini  terkadang membuat wanita ingin melepaskan implan. Karena implan tidak  diserap tubuh, dokter harus melakukan sayatan pada kulit untuk  melepaskannya. Melepaskan implan lebih sulit daripada penyisipannya  dikarenakan jaringan di bawah kulit menjadi lebih tebal di sekitar  implan. Segera setelah implan dilepaskan, ovarium kembali ke fungsi  normalnya, dan wanita subur kembali. 
 
- Kontrasepsi injeksi/suntikan
 
 
Progestin atau medroxyprogesterone diinjeksikan oleh tenaga kesehatan  setiap tiga bulan sekali. Tersedia 2 tipe injeksi. Tipe yang pertama  adalah yang disuntikkan ke jaringan otot di lengan maupun bokong, dan  tipe kedua yaitu disuntikkan di bawah kulit. Masing-masing tipe sangat  efektif.  
 
Progestin mengganggu siklus menstruasi. Sekitar sepertiga  wanita yang  menggunakan kontrasepsi ini tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan  setelah injeksi pertama. Sedangkan sepertiga lainnya mengalami  perdarahan tidak teratur dan bercak selama lebih dari 11 hari setiap  bulannya. Setelah kontrasepsi ini digunakan selama beberapa waktu,  perdarahan yang tidak teratur semakin jarang terjadi. Setelah 2 tahun,  sebanyak 70% wanita tidak akan mengalami perdarahan sama sekali. Ketika  injeksi dihentikan, menstruasi kembali teratur dalam waktu 6 bulan pada  separuh wanita dan dalam waktu 1 tahun bagi tiga perempat wanita  lainnya.  Kesuburan mungkin saja belum kembali seperti semula sampai  satu tahun setelah injeksi dihentikan. 
 
Efek samping yang bisa muncul meliputi sedikit penambahan berat badan,  sakit kepala, menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi, dan  menurunnya kepadatan tulang untuk sementara waktu. Biasanya, kepadatan  tulang akan kembali seperti semula setelah injeksi dihentikan. Orang  yang mendapatkan suntikan kontrasepsi hormonal, terutama remaja dan  wanita muda harus mengkonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D setiap  hari untuk membantu memelihara kepadatan tulang. 
 
Medroxyprogesterone tidak meningkatkan risiko penyakit kanker, termasuk  kanker payudara. Medroxyprogesteron mengurangi risiko munculnya kanker  endometrial, penyakit radang pelvis (infeksi pada organ reproduksi  wanita bagian atas), dan anemia karena kekurangan zat besi. Interaksi  dengan beberapa obat jarang ditemukan.  
 
- Kontrasepsi darurat
 
 
Kontrasepsi darurat, yang biasa disebut morning after pill mengandung  hormon atau obat yang dapat mempengaruhi hormon. Pil ini digunakan  paling lama 72 jam setelah terjadi hubungan seksual tanpa kontrasepsi  atau metode kontrasepsi yang digunakan gagal, misalnya terjadi kebocoran  kondom. 
 
Kontrasepsi darurat dapat mengurangi kemungkinan hamil  setelah terjadi  satu kali hubungan seksual tanpa pelindung, termasuk ketika hubungan  seksual tersebut  dilakukan mendekati saat ovulasi. Mendekati waktu  ovulasi, peluang terjadinya kehamilan sekitar 8% tanpa kontrasepsi.  Semakin cepat kontrasepsi darurat digunakan, semakin efektif kerjanya. 
 
Tersedia 2 pilihan dalam kontrasepsi darurat   
- Levonorgestrel
 
 
Hormon ini paling banyak digunakan dalam kontrasepsi darurat.  Levonorgestrel atau progestin dalam dosis yang lebih rendah lebih banyak  digunakan. Umumnya, satu dosis diminum, kemudian diikuti dengan dosis  lain 12 jam kemudian. Jika dosis pertama dikonsumsi 72 jam setelah  berhubungan, kemungkinan terjadinya kehamilan berkurang sampai hampir  90%. Jika dosis pertama dikonsumsi dalam waktu 24 jam setelah  berhubungan, peluang kehamilan berkurang sampai sekitar 95%. Beberapa  dokter merekomendasikan kedua tablet levonorgestrel dikonsumsi pada  waktu yang sama. Metode ini cukup efektif. Untuk tiap penggunaan dapat  diminum 1 tablet dosis biasa atau 20 tablet dosis rendah.  
 
- Kontrasepsi kombinasi 
 
 
Kontrasepsi darurat menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi. 2 tablet  (pil) KB kombinasi diminum sekaligus dalam jangka waktu 72 jam setelah  terjadi hubungan seksual tanpa pengaman. Selanjutnya 2 tablet pil kb  kombinasi berikutnya dikonsumsi 12 jam kemudian. Pilihan ini kurang  efektif dalam mencegah kehamilan daripada metode lainnya. Sebanyak 50%  wanita mengalami mual, dan 20% mengalami muntah. Obat antiemetik dapat  digunakan untuk mencegah mual dan muntah. 
 
 
 
- Kontrasepsi penghalang/barrier
 
 
Kontrasepsi penghalang/barrier secara fisik menghalangi sperma memasuki  rahim wanita. Kontrasepsi penghalang/barrier mencakup kondom, diafragma,  penutup serviks, dan spons kontrasepsi. 
   
       
Memblok akses: kontrasepsi  penghalang 
 |     
         |     
 
 
 
Alat kontrasepsi penghalang/barrier mencegah sperma memasuki rahim  wanita. Mencakup kondom, diafragma, penutup serviks, dan spons  kontrasepsi. Beberapa kondom dapat mengandung spermisida. Kondom dan  metode penghalang lain yang tidak mengandung spermisida harus digunakan  bersama bahan spermisida. 
- Kondom
 
 
Kondom merupakan pelindung tipis yang menutupi penis. Kondom terbuat  dari karet/ lateks yang merupakan satu-satunya kontrasepsi yang  melindungi penyakit menular seksual, termasuk yang disebabkan oleh  bakteri (seperti gonorrhea dan syphilis) dan disebabkan karena virus  (seperti HPV—human papillomavirus— dan HIV—human immunodeficiency  virus). Namun bagaimanapun, perlindungan ini (dengan berbagai  pertimbangan) tidaklah sempurna. Kondom yang terbuat dari poliuretan  juga menyediakan perlindungan, namun kondom jenis ini lebih tipis dan  lebih mudah sobek. Kondom yang terbuat dari kulit lembu tidak melindungi  dari serangan infeksi virus seperti infeksi HIV. 
   
         |   Kondom pria |     
         |   Difragma |     
         |   Penutup serviks |     
         |   Busa vagina |     
         |   Intrauterine Device (alat kontrasepri dalam  rahim) |     
 
 
 
Kondom harus digunakan secara benar agar penggunaannya efektif.  
   
     
Tahukah anda.... 
 |     
      | Kondom yang terbuat dari lateks merupakan satu-satunya metode  kontrasepsi          yang dapat melindungi terhadap penyakit infeksi seksual,  termasuk infeksi          HIV. |     
 
Untuk beberapa jenis kondom tertentu, bagian ujung kondom perlu diberi  jarak saat dipasang, sekitar ½ inchi (kurang lebih 1 ¼ cm) dari ujung  penis. Gunanya sebagai tempat untuk menampung sperma.  Ada juga  jenis  kondom lain yang telah mempunyai ruang khusus pada bagian ujungnya untuk  menampung sperma. Segera setelah terjadi ejakulasi, penis harus ditarik  dari vagina dengan cara memegang bagian lingkaran/pinggir kondom dengan  erat pada  pangkal penis untuk mencegah supaya kondom tidak terlepas  dan menumpahkan sperma. Kemudian kondom dapat dilepaskan secara  perlahan. Jika sperma tumpah saat penis ditarik, maka sperma dapat masuk  ke dalam vagina dan menyebabkan kehamilan. Kondom yang baru harus  digunakan setiap seseorang akan melakukan hubungan seksual dan kondom  yang tidak layak/meragukan sebaiknya tidak digunakan/dibuang. 
 
Selama tahun pertama penggunaan kondom, peluang kehamilan sekitar 6%  dengan pemakaian sempurna dan sekitar 16% dengan pemakaian tipikal.  Pembunuh sperma/ spermisida yang kadang terdapat dalam pelumas  (lubrikan) kondom atau dimasukkan secara terpisah ke dalam vagina,  meningkatkan efektivitas kondom. 
 
- Diafragma
 
 
Diafragma, karet yang berbentuk setengah bola (kubah) dilengkapi dengan  penutup yang fleksibel, dimasukkan ke dalam vagina, dan ditempatkan  dalam leher rahim. Diafragma menghalangi sperma memasuki rahim.  
 
Diafragma tersedia dalam berbagai ukuran dan dokter/tenaga kesehatan  dapat membantu untuk menentukan ukuran yang sesuai. Dokter/tenaga  kesehatan tersebut juga akan mengajarkan mengenai cara memasukkannya.  Jika seorang wanita mengalami peubahan berat badan (naik maupun turun)  sekitar 10 pon (4,5 kg), telah menggunakan diafragma lebih dari 1 tahun,  atau telah memiliki bayi atau telah diaborsi, maka ukuran diafragmanya  harus disesuaikan kembali karena ada kemungkinan bentuk dan ukuran  vagina mengalami perubahan.  
 
Diafragma harus menutupi leher rahim tanpa menyebabkan ketidaknyamanan.  Baik wanita maupun pasangannya sebaiknya tidak merasakan keberadaan  diafragma tersebut. Krim kontrasepsi maupun gel kontrasepsi (yang dapat  membunuh sperma) harus selalu digunakan sewaktu menggunakan diafragma,  karena dikhawatirkan diafragma dapat bergeser selama hubungan seksual  dilakukan.  
 
Diafragma dimasukkan sebelum berhubungan dan tidak boleh dipindah dari  tempatnya (vagina) setidaknya 8 jam setelah berhubungan, namun tidak  lebih dari 24 jam. 
 
Jika hubungan seksual berulang ketika diafragma masih di tempatnya,  diperlukan penambahan krim atau gel kontrasepsi untuk melanjutkan  perlindungan. Wanita harus memeriksa diafragmanya secara teratur apakah  rusak/sobek. Selama tahun pertama penggunaan diafragma, persentasi  kehamilan sekitar 6% dengan penggunaan sempurna dan 16% dengan  penggunaan tipikal. 
 
- Penutup serviks
 
 
Penutup serviks mirip dengan diafragma, namun lebih kecil dan lebih  keras. Penutup serviks menempati ruangan di serviks (leher rahim) dengan  pas. Alat kontrasepsi ini belum tersedia di Indonesia.  
 
Penutup serviks harus disesuaikan ukurannya oleh dokter/tenaga  kesehatan. Krim kontrasepsi atau gel harus selalu digunakan bila  menggunakan penutup serviks. Penutup harus dimasukkan sebelum  berhubungan dan didiamkan setidaknya 8 jam setelah berhubungan, namun  tidak lebih dari 48 jam. 
 
Selama tahun pertama penggunaan penutup serviks pada wanita yang belum  memiliki anak, kehamilan dapat terjadi sekitar 9% dengan penggunaan  sempurna dan 18% dengan penggunaan tipikal. Untuk wanita yang telah  memiliki anak kemungkinan terjadinya kehamilan menjadi 2x lipat.  Melahirkan mengubah leher rahim sehingga membuat penutup serviks lebih  sulit untuk melindungi dengan pas. 
 
- Spons kontrasepsi
 
 
Sebagai tambahan dalam menghalangi sperma memasuki rahim, spons  kontrasepsi mengandung spermisida. Tersedia secara bebas dan tidak  memerlukan bantuan tenaga ahli.  
 
Spons dapat dimasukkan ke dalam vagina sampai sekitar 24 jam sebelum  berhubungan seksual dan spons menyediakan perlindungan dalam waktu  tersebut, tanpa mempengaruhi berapa banyak hubungan seksual diulang.  Spons harus didiamkan setidaknya 6 jam setelah hubungan terakhir. Namun  spons tidak boleh didiamkan lebih dari 30 jam. Biasanya pasangan tidak  menyadari keberadaan spons. Spons kontrasepsi kurang efektif  dibandingkan diafragma. 
 
Masalah yang berhubungan dengan penggunaan spons sebagai kontrasepsi  jarang terjadi. Namun masalah yang ditemui meliputi reaksi alergi,  vagina menjadi kering atau iritasi vagina dan kesulitan melepas spons. 
 
- Spermisida
 
 
Spermisida merupakan sediaan yang dapat membunuh sperma. Tersedia dalam  bentuk busa vagina, krim, gel, dan suppositoria. Spermisida ditempatkan  di vagina sebelum berhubungan seksual. Kontrasepsi ini juga menyediakan  barrier fisik ke sperma. Tidak ada sediaan yang lebih efektif dibanding  yang lain. Spermisida paling baik digunakan dengan kontrasepsi barrier  seperti kondom dan diafragma. 
 
- Intrauterine Devices (IUD)/ Alat Kontrasepsi  Dalam Rahim (AKDR) 
 
 
Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat yang berukuran kecil,  terbuat dari plastik elastis yang dimasukkan dalam rahim. IUD atau AKDR  ditempatkan selama 5 sampai 10 tahun, tergantung pada tipe atau sampai  wanita tersebut ingin agar alat tersebut dilepas. IUD harus dimasukkan  dan dilepaskan oleh dokter atau praktisi kesehatan lainnya. Pemasukan  IUD hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Pelepasannya juga cepat dan  biasanya hanya sedikit menimbulkan ketidaknyamanan. IUD mencegah  kehamilan dengan berbagai cara:  
- Membunuh maupun meng-imobilisasi sperma 
 
- Mencegah sperma membuahi telur 
 
- Mencegah telur yang terbuahi menempel di rahim
 
 
     
       
Mengenali Intrauterine Devices (IUD) 
 |       
         |       
 
 
 
Intrauterine devices (IUD) merupakan alat kontrasepsi kecil yang terbuat  dari sejenis plastik yang dimasukkan oleh tenaga ahli (dokter, perawat,  maupun bidan) ke dalam rahim melalui vagina. Terdapat beberapa tipe  IUD. Tipe pelepas tembaga, yaitu tipe IUD yang pada bagian vertikalnya  diberi lilitan kawat tembaga. Sedangkan tipe lainnya yaitu tipe pelepas  progestin. Benang plastik tetap menempel pada IUD sehingga wanita dapat  memastikan alat IUD masih pada tempatnya. 
 
Di Indonesia terdapat dua tipe IUD. Tipe pertama yaitu IUD pelepas  progestin (levonorgestrel), memiliki masa efektif selama 5 tahun. Selama  periode 5 tahun tersebut, hanya sekitar 0,5 % wanita yang mengalami  kehamilan.  
 
Tipe yang kedua adalah IUD yang melepaskan tembaga, yang memiliki  efektivitas sekitar 10 tahun. Selama waktu tersebut, kurang dari 2%  wanita hamil. Satu tahun setelah IUD dilepas, 80 sampai 90% yang ingin  hamil, bisa hamil.  
 
IUD yang dimasukkan 1 minggu setelah terjadi 1 kali hubungan seksual  tanpa pengaman, efektivitasnya mendekati 100% seperti pada metode  kontrasepsi darurat. IUD tidak mempunyai efek sistemik (tidak  mempengaruhi seluruh tubuh). 
 
Rahim bisa saja terkontaminasi bakteri pada saat pemasukan IUD, namun  infeksi jarang ditemukan. Benang pada IUD tidak menyebabkan masuknya  bakteri. IUD meningkatkan risiko infeksi panggul hanya pada bulan  pertama penggunaan. 
 
Permasalahan yang mungkin muncul: 
 
Perdarahan dan nyeri merupakan alasan utama yang menyebabkan wanita  melepas IUD-nya (lebih dari separuh wanita melepaskan IUD sebelum  waktunya). IUD yang melepas tembaga meningkatkan perdarahan menstruasi.  Sebaliknya, IUD pelepas progestin mengurangi terjadinya perdarahan  menstruasi. Setelah 1 tahun, perdarahan menstruasi akan berhenti pada  sekitar 20 % wanita. 
 
Sekitar 5% IUD terlepas/keluar pada tahun pertama pemasangan, bahkan  pada beberapa minggu pertama. Terkadang wanita tidak menyadari lepasnya  IUD. Benang plastik ditempelkan ke IUD sehingga wanita dapat memeriksa  sesering mungkin dan memastikan bahwa IUD masih pada tempatnya, terlebih  lagi setelah masa menstruasi. Jika ia tidak menemukan benangnya, ia  harus menggunakan metode kontrasepsi lain sampai tenaga kesehatannya  memutuskan apakah IUD nya masih terpasang atau tidak. Jika IUD lainnya  dimasukkan setelah IUD sebelumnya terlepas,  biasanya IUD tersebut tetap  terpasang di tempatnya. 
 
Jarang ditemukan kejadian perforasi rahim pada saat pemasangan IUD.  Biasanya, perforasi tidak menimbulkan gejala. Perforasi diketahui ketika  wanita tidak dapat merasakan benang plastik IUD, kemudian dari hasil  USG atau sinar x menunjukkan bahwa IUD ternyata berada di luar rahim.   IUD yang menyebabkan perforasi rahim dan masuk ke rongga perut harus di  ambil dengan cara operasi, terkadang menggunakan laparoskopi untuk  mencegah usus menjadi terluka atau tergores. 
 
Risiko keguguran terjadi pada sekitar 55% wanita yang hamil dengan IUD  masih di tempatnya. Jika wanita ingin kehamilannya dilanjutkan, dan  benang IUD masih terlihat, dokter akan melepas IUD untuk mengurangi  risiko keguguran (sekitar 20%). Pada kehamilan dengan IUD yang masih  berada di dalam rahim tidak meningkatkan risiko cacat pada janin,  kematian janin, maupun infeksi panggul selama kehamilan. Untuk wanita  hamil yang masih terdapat IUD, kemungkinan memiliki kehamilan ektopik  (di luar rahim) sekitar 5%. Meskipun demikian, risiko secara keseluruhan  dari kehamilan ektopik lebih rendah dibandingkan yang tidak menggunakan  metode kontrasepsi karena IUD mencegah kehamilan secara efektif. 
 
Manfaat: Selain mengontrol kehamilan, IUD dapat mengurangi risiko kanker  endometrial dan kanker leher rahim. 
 
 
 
- Metode berdasarkan waktu
 
 
Selain penggunaan alat maupun obat, beberapa metode kontrasepsi  bergantung pada waktu dilakukannya hubungan seksual. 
 
- Metode KB Alami
 
 
Metode KB alami yaitu metode kontrasepsi dengan cara tidak dilakukannya  hubungan seksual ketika wanita dalam masa subur. Umumnya, ovarium  melepaskan sel telur sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode  menstruasi. Meskipun sel telur yang tidak dibuahi hanya dapat bertahan  sekitar 12 jam, tetapi  sperma sendiri dapat bertahan sampai 5 hari  setelah hubungan seksual dilakukan. Oleh karena itu, pembuahan dapat  terjadi mulai 5 hari sebelum sampai 12 jam setelah terjadi ovulasi. 
 
Berikut adalah beberapa metode KB alami. Masing-masing metode KB alami  memperkirakan waktu ketika telur dikeluarkan (ovulasi). Metode kalender  merupakan metode yang efektivitasnya paling kecil. Metode temperatur,  mukus/ lendir, dan simptotermal merupakan metode yang lebih akurat dalam  memperkirakan waktu ovulasi. 
- Metode Kalender (pantang berkala)
 
 
Metode ini tidak efektif untuk wanita yang mempunyai siklus menstruasi  tidak teratur. Untuk menghitung kapan waktu hubungan suami istri tidak  boleh dilakukan (pantang), seorang wanita menambahkan 18 hari dari  siklus terpendek dan 11 hari dari siklus terpanjang dari 12 siklus  menstruasi ke depan. Contohnya: jika siklus terakhir dari 26 sampai 29  hari, dia harus tidak berhubungan dimulai hari ke 8 (26-18) sampai hari  ke 18 (29-11) setiap siklusnya. Semakin panjang siklusnya, semakin lama  juga seorang wanita tidak boleh melakukan hubungan seksual. Hari pertama  pada periode menstruasi dihitung sebagai hari pertama perhitungan.  
 
- Metode Temperatur
 
 
Suhu tubuh wanita pada saat istirahat (suhu tubuh basal) meningkat  sedikit demi sedikit sekitar 0.9° F (0.5° C), setelah sel telur  dilepaskan. Untuk mengetahui suhu tubuh basal,  seorang wanita harus  mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur.   Jika memungkinkan, gunakan termometer pengukur suhu basal tubuh (yang  lebih akurat dibandingkan termometer biasa) atau jika tidak tersedia,  gunakan termometer merkuri. Termometer elekronik sedikit kurang akurat.  Suhu tubuh harus diukur dan dicatat setiap harinya. Seorang wanita  pantang melakukan hubungan seksual mulai  dari awal periode menstruasi  sampai setidaknya 72 jam setelah suhu basal tubuhnya meningkat. 
 
- Metode pemeriksaan lendir vagina/ Metode Mukus
 
 
Seorang wanita dapat menentukan masa suburnya dengan cara mengamati  pengeluaran lendir dari vagina, jika memungkinkan pemeriksaan dilakukan  beberapa kali setiap hari, dimulai dari hari setelah menstruasi  berakhir. Bisa jadi tidak ada lendir yang keluar selama beberapa hari  setelah menstruasi berakhir, tetapi kemudian akan muncul lendir yang  kental dan keruh. Sesaat sebelum terjadi ovulasi, lendir yang  dikeluarkan akan semakin banyak, menjadi lebih encer, elastis (dapat  diregangkan jika menempel di jari), dan lebih jernih menyerupai air  (seperti putih telur mentah). Hasil pengamatan harus dicatat. Hubungan  seksual harus dihindari pada saat menstruasi karena lendir vagina tidak  dapat diperiksa saat itu dan perdarahan vagina yang ringan dapat  disalahartikan sebagai menstruasi. Hubungan seksual dapat dilakukan  ketika tidak ada lendir vagina yang muncul tetapi hubungan seksual tidak  boleh dilakukan selain hari tersebut karena air mani yang keluar  setelah berhubungan dapat disalahartikan sebagai lendir vagina. Ketika  lendir vagina muncul, hubungan seksual harus dihindari selama 3-4 hari  setelah perubahan pada lendir vagina mengindikasikan terjadinya ovulasi.  Hubungan seksual diperbolehkan tanpa ada larangan untuk frekuensinya  sampai periode menstruasi berikutnya datang. Wanita yang menggunakan  metode ini sebaiknya jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan baik  yang berbentuk douche, semprotan ataupun cream karena produk-produk  tersebut dapat menyebabkan perubahan pada lendir vagina. 
 
- Metode simptotermal 
 
    
     
Tahukah anda.... 
 |     
      
Sperma dapat bertahan hidup (dan membuahi sel  telur)          sampai lima hari setelah terjadi hubungan seksual. 
 |     
 
Metode ini merupakan kombinasi antara metode pengecekan suhu tubuh,  pemeriksaan lendir vagina dan juga sistem kalender. Wanita harus  memperhatikan saat lendir vagina meningkat, menjadi lebih kental,  elastis serta lebih jernih menyerupai air (seperti pada pemeriksaan  lendir vagina) dan suhu tubuh meningkat. Saat itu wanita sebaiknya tidak  melakukan hubungan seksual mulai dari hari pertama berhenti melakukan  hubungan seksual sesuai sistem kalender sampai setidaknya 72 jam setelah  temperatur tubuhnya naik (sistem pengecekan suhu tubuh) dan lendir  vagina berubah (sistem pemeriksaan lendir vagina). Pada metode KB alami,  metode ini paling dapat diandalkan. Dengan pengamatan yang tepat maka  kemungkinan menjadi hamil sekitar 2 % setahun. 
   
  
 
- KB Alami 
 
 
Perencanaan keluarga secara alami (KB alami) meliputi perencanaan  mengenai tidak dilakukannya hubungan seksual selama wanita dalam masa  subur. Untuk mengetahui waktu di mana wanita dalam masa subur dapat  dilakukan dengan menggunakan metode kalender, pengukuran temperatur  tubuh, maupun menggunakan karakteristik mukus/lendir vagina (yang selalu  berubah sepanjang bulan), atau dengan menggunakan kombinasi  dari  ketiga metode tersebut (metode simptotermal). 
 
Masa subur pada masing-masing wanita berbeda dikarenakan perbedaan dari  lamanya siklus haid seorang wanita, hari di saat temperatur tubuhnya  meningkat, perubahan lendir vagina, dan gejala-gejala lain yang  bervariasi. Grafik tersebut memberikan gambaran mengenai perencanaan KB  alami. Bagi wanita yang siklusnya menstruasinya tidak teratur akan sulit  dalam menggunakan metode ini. 
 
Untuk metode kalender pada contoh di atas, 18 hari diambil dari siklus  terpendek (26 – 18 = 8) dan 11 hari merupakan siklus terpanjang (29 – 11  = 18). Sehingga seorang wanita harus menghindari hubungan seksual pada  hari ke-8 sampai hari ke-18. Untuk metode pengukuran suhu, seorang wanita tidak boleh melakukan  hubungan seksual mulai dari periode menstruasi sampai setidaknya 72 jam  dihitung pada hari setelah suhu tubuh basalnya meningkat. 
 
Untuk metode mukus, seorang wanita tidak boleh melakukan hubungan  seksual pada saat periode menstruasi dan dari waktu lendir vagina muncul  sampai saat di mana lendir vagina yang muncul menjadi lebih cair,   elastis, jernih dan menyerupai air. Hubungan seksual dapat dilakukan di  antara akhir periode menstruasinya dan saat lendir vaginanya muncul.  Namun selama waktu tersebut, ia harus membatasi hubungan seksual pada  tiap harinya sehingga ia tidak bingung antara air mani dengan lendir  dari leher rahim. 
 
Pada metode simtotermal, seorang wanita menggunakan metode temperatur,  lendir vagina, dan kalender sekaligus. Wanita mencatat kapan lendir  vagina meningkat, dan berubah bentuknya dan kapan suhu basal tubuh  meningkat. Wanita tersebut tidak boleh melakukan hubungan seksual mulai  dari hari yang telah ditentukan oleh metode kalender sampai setidaknya  72 jam pada hari ketika temperatur tubuhnya meningkat dan lendir vagina  berubah yang mengindikasikan terjadi ovulasi. 
 
- Senggama Terputus (coitus interuptus)
 
 
Untuk mencegah sperma masuk ke vagina, pria dapat menarik penisnya dari  vagina sebelum terjadi ejakulasi, ketika sperma keluar pada saat  orgasme. Metode yang disebut senggama terputus ini kurang efektif karena  sel sperma dapat keluar sebelum terjadi orgasme. Selain itu, metode ini  juga membutuhkan kontrol diri yang tinggi dari pria dan ketepatan  waktu. 
 
 
 
 
 |      
No comments:
Post a Comment