Friday 4 June 2010

ULKUS

DHF
(DENGUE HAEMORRAGIC FEVER)


A. DEFINISI

Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides aegypti.

B. ETIOLOGI

Penyebabnya adalah penyakit dengue sejenis arbovirus.

C. PATHOFISIOLOGI

1. Virus demam berdarah akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi dalam sirkulasi akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivitas C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a. Dua peesida yang berdaya untuk melepaskan vitamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
2. Terjadinya trombositopenia menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen).
3. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeatabilitas dinding pembuluh darah menurunnya volume plasma terjadinya hipotensi trombositopenia dan diatesis hemorogik rejatan terjadi secara akut.
4. Nilai hemotokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadinya anoreksia jaringan. Asidosis metabolik dan kematian.

E. MANIFESTASI KLINIS

Demam tinggi selama 5 - 7 hari
Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, pethichie, ekimosis hematoma
Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri
Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
Sakit kepala
Pembengkakan saluran mata
Pembesaran hati, limpa, kelenjar getah bening
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab, dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah capilatery vefill lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah)



F. KLASIFIKASI DEMAM BERDARAH DENGUE

Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji fornikuet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi.
Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain Derajat III : Kegagalan sirkulasi denyutan nadi cepat, lemah, hipotensi, kulit dingin, lembab, gelisah
 Derajat IV : Renjatan hebat, denyutan nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Darah lengkap : Hemakonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih) trombositopenia (100.000 / mm2 atau kurang)
Serologi : Uji HI (Hemaaglitinatron inhibition test) Rontgen Thorax : Effusi Pleura

H. PENATALAKSANAAN TEURAPETIK

 Minum banyak 1,5 - 2 liter / 24 jam dengan air the, gula atau susu
 Antiperatik jika terdapat demam
 Antikonfulsan jika terdapat kejang
 Pemberian cairan melalui infus dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minuman dan nilai hematokrit cenderung meningkat

I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeablitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam
1) Observasi tanda-tanda vital
2) Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan, turgor kulit tidak elastis, produksi urine menurun
3) Observasi dan catat intake dan output
4) Berikan hidrasi yang adekuat sesuai kebutuhan tubuh
5) Monitor nilai labolatorium
6) Pertahankan intake dan output yang adekuat
7) Monitor dan catat BB
8) Monitor pemberian cairan melalui intravena
9) Kurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (IWL)
b. Perubahan volume jaringan periver berhubungan dengan pendarahan
1) Kaji dan catat tanda-tanda vital
2) Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas
3) Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ektremitas seperti pembengkakan kaki
c. Pemberian nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,

intervensi

1) Ijinkan klien untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi
2) Berikan makanan disertai suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
3) Anjurkan untuk makan dengan porsi kecil tapi sering
4) Timbang BB setiap hari
5) Jelaskan pentingnya intake
d. Hipertensi berhubungan dengan proses infeksi virus

Intervensi

1) Ukur TTV
2) Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhu
3) Lakukan terpra sporge (seka) dengan air biasa
4) Tingkatkan intake cairan














DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer, Arif., 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.

Doenges, E, Marilyn., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Carpenito Lynda Juall., 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J., 2001. Buku Saku Pathofisiologi. Jakarta : EGC.

No comments:

Post a Comment