Asma
Asma (Asthma bronchiale) adalah stilah yang
digunakan untuk menunjukkan danya gangguan
pada sistem pernapasan yang dapat menyebabkan
kesulitan dalam bernapas.
Terjadinya asma disebabkan oleh ondisi
inflamasi kronis pada saluran perapasan. Gejala-gejala
yang umum dijumpai adalah batuk, mengi
(wheezing), sesak hingga sulit bernapas. Penyebab
asma masih belum diketahui keseluruhan. Sebagai
pencegahan, pemicu asma harus dihindari.
Kematian akibat asma seringkali karena tidak
disadari bahwa asma yang dialami cukup parah
sehingga kondisi tersebut tidak diterapi dengan
baik. Pada anak-anak, asma biasanya terjadi
apabila orang tuanya mempunyai gangguan alergi
terhadap sesuatu.
Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya
asma diantaranya: alergen (serbuk sari, jamur, kutu
rumah, hewan), cuaca dingin, olah raga, infeksi
saluran napas yang disebabkan oleh virus, stimulus
psikologi (misal : stres, cemas), obat (aspirin,
ibuprofen), polutan industri kimia. Berdasarkan
penyebabnya, asma dapat dibedakan menjadi dua
macam, asma ekstrinsik dan asma intrinsik.
Asma ekstrinsik (asma alergi) ditimbulkan
karena alergen dan biasanya terjadi pada anak-anak.
Sedangkan asma intrinsik (asma yang tidak
diketahui penyebabnya) dipicu oleh faktor-faktor
non alergenik, seperti infeksi oleh virus, iritan,
emosi dan olah raga. Asma ini umumnya
berkembang pada orang dewasa. Berdasarkan
tingkat keparahannya, asma dibedakan menjadi
asma akut dan asma kronis.
Asma Akut
Disebut asma akut apabila terjadinya
bronkospasme sedemikian parah sehingga pasien
sulit bernapas pada kondisi istiraat dan tingkat
stres tertentu pada jantung Asma akut ditandai
antara lain denga napas yang cepat (>30 kali/
menit), dan meningkatnya denyut nadi. Pasien
dengan severe acute asthma, denyut nadinya aka
meningkat > 110 denyut/ menit. Pasien dengan
PER (peak expiratory flow rate <>
akan kesulitan berbicare Prinsip pengobatan asma
akut adala mengurangi inflamasi, meningkatkan
bronkodilatasi serta menghindari fakto faktor
pemicu asma. Sedangkan tujuan pengobatan yaitu
mengembalikan fungsi saluran pernapasan (normal),
dan mencegah serangan asma akut yang
parah.
Asma kronis
Penanganan asma tergantung pada frekuensi
dan keparahan gejala asma yang muncul. Serangan
asma yang jarang terjadi dapat ditangani dengan
mengobati setia serangan bila serangan asma
tersebut muncul (hanya jika perlu), tetapi untuk
serangan asma yang lebih sering maka terapi
pencegahan perlu dilakukan. Rute pemberian obat
yang lebih disukai adalah inhalasi, sebab inhalasi
memungkinkan obat langsung mencapai organ
sasaran dengan dosis yang lebih kecil, sehingga
kemungkinan efek samping lebih sedik mempunyai
mula kerja yang cepat dan leb efektif mencegah
bronkokonstriksi.
digunakan sebagai bronkodilator, penyekat â 2 selektif (salbutamol dan terbutaline) dan non
selektif (adrenaline, isoprenaline, orciprenaline).
Pemakaian bronkodilator non selektif saat ini
dihindari karena obat-obat tersebut dapat
menimbulkan toksisit; kardia, meskipun pemakaian
bronkodilator yang penyekat â2 selektif juga dapat
menyebabkan takikardi dan palpitasi tergantung
pada dosis yang digunakan (fa/ frn).
ISI ARTIKEL SECARA LENGKAP BISA DIPEROLEH DI DAVA INC
Kepustakaan
1. Barnes PJ, Liew FY. Nitric Oxide and asthmatic inflammation. Immunology Today 1998; 16: 128-130.
2. Bienenstock J, McDermott MR, Clancy RL. Respiratory Tract Defence: Role of Mucosal Lymphoid Tissue in Mucosal Immunology.
Pea ray I, Ogra et al (Ed.). 2"d ed. Academic Press; 1999: 283.
3. Serafin WE. Drugs used in treatment of asthma in Goodman and Gilman’s Pharma cological Basis of Therapeutics, Hardman
JG, Limbird LE, Molinoff PB, Ruddon RW, Gilman AG (Ed.). 9th ed.; 1996: 659-682.
4. McFadden ER. Asthma in Harrison’s Principles of Internal Medicine. 14th ed. McGraw Hill; 1998: 1419-1426.
5. Hadiarto Mangunnegoro. Diagnosis and Penatalaksanaan asthma. Simposium PDPI
No comments:
Post a Comment