Friday 4 June 2010

Demam Tipoid

Demam Tifoid

Demam tifoid merupakan infeksi sistemik serius yang disebabkan oleh patogen Salmonella
entericaserovar Typhi yang lazim disebut Salmonellatyphi. Jika disebabkan oleh serotipe yang lain disebut demam paratifoid. Biasanya gejala klinis keduanya tidak berbeda, walaupun demam paratifoid cenderung tidak separah demam tifoid. Pada beberapa dekade terakhir demam tifoid
sudah jarang terjadi di negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius disebagian wilayah dunia, seperti bekas negara Uni Soviet, anak benua India, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika. Menurut WHO, diperkirakan terjadi 16 juta kasus per tahun dan 600 ribu diantaranya berakhir dengan kematian. Sekitar 70 % dari seluruh kasus kematian itu menimpa penderita demam tifoid di Asia. Berdasarkan data yang diambil dari beberapa rumah sakit di daerah endemik, usia terbanyak penderita demam tifoid berkisar antara 5 - 12 tahun. Pada anak di bawah usia 2 tahun, penyakit ini secara klinis cenderung bersifat ringan dan sering tidak terdiagnosis. Bagaimanapun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai epidemiologi dari segi usia spesifik penderita demam tifoid. S. typhi merupakan patogen enteri k yang sangat virulen dan invasif yang menyerang manusia. Sumber penularan terutama melalui pencemaran makanan atau Minuman oleh bakteri tersebut yang dikeluarkan melalui tinja penderita demam tifoid. Masa inkubasi demam tifoid berkisar antara 10-14 hari dan gejalanya muncul bertahap. Paling sering berupa gejala demam yangtidak spesifik, seperti
sakit kepala, lesu, nyeri otot atau nafsu makan menurun. Awalnya demam cenderung mereda, tetapi secara bertahap meningkat setelah minggu pertama sampai mencapai suhu lebih dari 40oC. Gejala lain yang timbul meliputi mual, muntah, menggigil, batuk, lemah dan radang tenggorokan. Chloramphenicol adalah obat pilihan utama untuk demam tifoid sejak dikenalkan pada tahun 1948. Alternatif lain adalah ampicllin (atau amoxicillin) atau trimethoprim-sulfamethoxazole.Tetapi multidrug resistance yang terjadi pada era1970 - 1990 menyebabkan obat-obat tersebut saat
ini lebih sering digantikan dengan fluoroquinolone
atau cephalosporin generasi ketiga.
Sebagai tindakan pencegahan dapat diberikanimunisasi di daerah endemik tifoid seperti Indonesia. Vaksinasi ini disarankan bagi orang yang berisiko tinggi terkena demam tifoid, termasuk petugas laboratorium yang harus memeriksa sampel tinja penderita serta wisatawan yang bepergian ke daerah endemik tersebut. Ada tiga macam vaksin tifoid, yaitu (i) vaksin sel bakteri Salmonella typhi utuh, tetapi tidak lagi digunakan karena toksisitasnya tinggi, (ii) Ty21a,
merupakan vaksin bakteri hidup yang dilemahkan dan diberikan secara oral serta (iii) ViCPS (Virulence polysaccharide antigen) yang berasal dari kapsul bakteri tersebut yang diawetkan dalam phenol dan diberikan melalui injeksi intramuskular atau subkutan dalam. Keadaan karier kronis dapat dibedakan dari infeksi dini melalui respon serologis terhadap Vipolysaccharide, karena umumnya karier mempunyai titer antibodi yang sangat tinggi terhadap antigen tersebut. (apr)
ISI ARTIKEL SECARA LENGKAP BISA DIPEROLEH DI DAVA INC
Kepustakaan
1. National Center for Infectious Diseases (2004). Typhoid fever-Health Information for International Travel, 2003-2004. htta://
www.cdc.gov/travelfdiseases/ typhoid.htm (2/25/2004)
2. Engles EA, Falagas ME, Lau J, Bennish L. Typhoid fever vaccines: a meta. analysis of studies on efficacy and toxicity. Brit Med
J. 1998;316:110-6.
3. Typhoid vaccines - Weekly epidemiological record, 11 August 2000; 75: 257-64. http://www.who.int/wer

No comments:

Post a Comment